Salah satu parasit yang sering menyerang benih ikan gurami
adalah Argulus indicus yang tergolong Crustacea tingkat rendah yang hidup
sebagai ektoparasit, berbentuk oval atau membundar dan berwarna kuning bening.
Parasit ini menempel pada sisik atau sirip dan dapat
menimbulkan lubang kecil yang akhirnya akan menimbulkan infeksi. Selanjutnya
infeksi ini dapat menyebabkan patah sirip atau cacar. Parasit lainnya adalah
bakteri Aeromonas hdyrophyla, Pseudomonas, dan cacing Thematoda yang berasal
dari siput-siput kecil.
Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat
dan memindahkan benh gurame ke dalam kolam lain dan melakukan penjemuran kolam
yang terjangkit penyakit selama beberapa hari agar parasit mati. Parasit yang
menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset. Sementara pengobatan
bagi ikan-ikan yang penyakitnya lebih berat dapat menggunakan bahan kimia
seperti Kalium Permanagat (PK), neguvon dan garam dapur.
Selain penggunaan bahan kimia tersebut di atas, petani di
daerah Banyumas menggunakan laun lambesar (Chromolaena odorata (L), RM King
& H. Robinson ) sebagai antibiotik.
Daun lambesan
dimasukkan ke dalam kolam sebelum benih gurame di tebar yaitu pada saat
pengolahan kolam. Banyaknya daun lambesan yang dipakai adalah 1 pikul (yaitu
kurang lebih 50 kg) untuk luas tanah 25 m2. Penggunaan daun ini adalah 1 untuk
1 masa tanam.
Penggunaan obat-obatan kimia untuk ikan konsumsi tidak
dilanjutkan mengingat dampak yang tidak baik kepada konsumen. Kalaupun
diberikan obat-obatan tidak boleh langsung di jual kepada konsumen akhir.
Penggunaan obat-obatan pada ikan konsumsi juga sebaliknya
tidak diberikan apabila ikan hendak diekspor. Besarnya ikan-ikan konsumsi yang
mati dibuang.
0 komentar:
Posting Komentar